AlImam Syaikhul Islam Al-Habib Muhammad bin Abdullah Al-Haddar (1340-1418 H), mufti muhafazd propinsi Baidha, Yaman dan pendiri Rubath Al-Haddar lil ulumus Syariat. Al-Allamah Habib Hasan bin Ismail bin Syekh, pendiri Rubath Inat Hadramaut. Al-Allamah Al-Habr, pejabat qadhi as-syar'i Baidha, Habib Muhammad bin Husien Al-Baidhawi. KarimAl-Banjari Makkah, Syeikh Habib Salim bin Abdullah Asy-Syatiri, Habib Muhammad bin Ibrahim Al-Ahdal, Makkah, Habib Abu Bakar bin Salim Al-Habsyie ( Basirih ), Habi Ja'far Basirih, Habib Zein bin Muhammad Al-Habsyie ( Martapura ), Habib Husein Al-Hamid ( Berani Kulon ), Habib Anis bin Ali Al-Habsyie ( Solo ), Habib Muhammad Al-Ba'bud Kamis 6 Desember 2018. Event : Maulid Ponpes Al Haromain (Habib Hamid bin Abdulloh Al Kaff. Tempat : Jl, Ganceng Pondok Rangon, Kranggan - Jakarta Timur. Waktu : 09.00 WIB. Event : Maulid Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang - Jakarta Pusat. Tempat : Kwitang - Jakarta Pusat. Waktu : Ba'da Ashar. Namabeliau adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Sampai di akhir hayat beliau tinggal di jalan K.H. Hasyim Asy'ari No. 1 Rt 01/I, 14 Ulu Palembang. Habib Hamid, Habib Abdullah, Habib Burhan, Habib Ali dan Syarifah Khadijah. Dihantar oleh M.A.Uswah pada 9:20 AM. Label: Taman Habaib Indonesia. SayyidHamid bin Alwi Al-Kaff. Beliau lahir di Banjarmasin pada tahun 1927. Beliau lahir dari pasangan Habib Alwi bin Salim Al-Kaff, yang nasabnya bersambung kepada Sayyiduna Husain bin Ali dan Fatimah binti Rasulillah Saw dengan wanita bernama Hajir. Namun sayang, pada usia ke-3 tahun ia sudah ditinggal wafat ibunda tercinta. 1Q7FJpO. Al-Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff adalah salah satu ulama besar yang berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan. Beliau dikenal sebagai waliyullah yang karomahnya tersembunyi atau disebut wali manakib beliau diceritakan banyak ulama dari penjuru Nusantara belajar kepada beliau. Palembang memang dikenal sebagai kota tempat bermukim dan berdakwah para habib dan ulama besar, demikian pula makam-makam mereka banyak ditemui di Palembang. Nama beliau adalah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Sampai akhir hayat beliau tinggal di Jalan KH Hasyim Asy’ari No 1 Rt 01/I, 14 Ulu Palembang. Beliau lahir di Pekalongan, Jawa Tengah dan dibesarkan di Palembang. Sejak kecil beliau diasuh oleh Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib satu karomah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff adalah adalah ketika beliau menziarahi orang tua beliau Habib Hamid Al-Kaff dan Hababah Fathimah Al-Jufri di Kampung Yusrain, 10 Ilir Palembang. Dalam perjalanan kebetulan turun hujan deras sekali. Hanya beberapa saat beliau mengibaskan tangan beliau ke langit sambil berdoa. Ajaib, hujan pun diceritakan lagi, hampir setiap pagi buta, Habib Ahmad Al-Atthas menjemput muridnya ke rumahnya untuk salat subuh berjama’ah karena sangat menyayanginya. Saking akrabnya, ketika bermain-main di waktu kecil, Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff sering berlindung di bawah jubah Habib Ahmad Al-Atthas. Ketika usia 7 tahun saat anak-anak lain duduk di kelas satu madrasah Ibtidaiyyah, Habib Ahmad belajar ke Tarim Hadramaut, Yaman bersama sepupunya Habib Abdullah yang akrab dipanggil sana mereka berguru kepada Habib Ali Al-Habsyi. Ada sekitar 10 tahun beliau mengaji kepada sejumlah ulama besar di Tarim. Salah seorang guru beliau adalah Habib Ali Al-Habsyi, ulama besar penulis Kitab Maulid Simtuth Duror. Selama mengaji kepada Habib Ali Al-Habsyi, beliau mendapat pendidikan disiplin yang sangat keras. Misalnya sering hanya mendapatkan sarapan 3 butir kurma. Selain kepada Habib Ali, beliau juga belajar tasawuf kepada Habib Alwi bin Abdullah Shahab. Sedangkan sepupu beliau Habib Endung belajar fiqih dan ilmu nahwu, shorof dan balaghoh. Sepulang dari Hadramaut pada usia 17 tahun, Habib Ahmad Al-Kaff menikah dengan Syarifah Aminah Binti Salim Al-Kaff. Meski usianya belum genap 20 tahun, namun beliau sudah dikenal sebagai ulama yag menjalani kehidupan zuhud dan mubaligh yang membuka majlis ta'lim. Dua di antara murid beliau yakni Habib Alwi bin Ahmad Bahsin dan Habib Syaikhan Al-Gathmir belakangan dikenal pula sebagai ulama dan di Palembang, Habib Ahmad juga berdakwah dan mengajar di beberapa daerah di Indonesia, misalnya madrasah Al-Khairiyah Surabaya. Salah seorang murid beliau yang kemudian dikenal sebagai ulama adalah Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, ulama terkemuka di Jakarta, yang wafat pada tahun 4 Pesan SpritualKetinggian ilmu dan kewalian Habib Ahmad al-Kaff diakui oleh Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad, ulama besar dan wali yang bermukim di Bogor. Diceritakan pada suatu hari seorang habib dari Palembang Habib Ahmad bin Zen bin Syihab dan rekan-rekannya menjenguk Habib Alwi, mengharap berkah dan bahwa tamu-tamunya dari Palembang, dengan spontan Habib Alwi berkata, "Bukankah kalian mengenal Habib Ahmad bin Hamid al-Kaff? Buat apa kalian jauh-jauh datang ke sini, sedangkan di kota kalian ada wali yang maqam kewaliannya tidak berbeda denganku? Saya pernah bertemu dia di dalam mimpi". Tentu saja rombongan dari Palembang tersebut kaget. Maka Habib Alwi menceritakan perihal mimpinya. Suatu hari Habib Alwi berpikir keras bagaimana cara hijrah dari bogor untuk menghindari teror dari aparat penjajah belanda. Beliau kemudian bertawasul kepada Rasulullah SAW, dan malam harinya beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW memohon jalan keluar untuk masalah yang dihadapinya. Yang menarik, di sebelah Rasul duduk seorang laki-laki yang wajahnya Rasulullah SAW pun berkata, "Sesungguhnya semua jalan keluar dari masalahmu ada di tangan cucuku di sebelahku ini". Dialah Habib Ahmad bin Hamid Al-Kaff. Maka Habib Alwi pun menceritakan persoalan yang dihadapinya kepada Habib Ahmad Al-Kaff yang segera mengemukakan pemecahan/jalan keluarnya. Sejak itulah Habib Alwi membanggakan Habib Ahmad para waliyullah yang lain, Habib Ahmad Al-Kaff juga selalu mengamalkan ibadah khusus. Setiap hari misalnya, Mursyid Tariqah Alawiyah tersebut membaca shalawat lebih dari kali. Selain itu menulis kitab tatacara menziarahi guru beliau Habib Ahmad Al-Atthas. Beliau juga mewariskan pesan spiritual berisi empat pertanyaan mengenai ke mana tujuan manusia setelah empat pertanyaan itu bermula ketika Habib Ahmad Al-Kaff diajak oleh salah seorang anggota keluarga untuk menikmati gambus. Seketika itu beliau berkata, "Aku belum hendak bersenang-senang sebelum aku tahu apakah aku akan mengucap kalimat tauhid di akhir hayatku. Apakah aku akan selamat dari siksa kubur, apakah timbangan amalku akan lebih berat dari dosaku, apakah aku akan selamat dari jembatan shiratal mustaqim". Itulah yang dimaksud dengan empat pertanyaan’ yang dipesankannya kepada para murid, keluarga dan keturunannya. Habib Ahmad Al-Kaff wafat di Palembang pada 25 Jumadil akhir 1275H/1955M. Jenazah beliau dimakamkan di Kompleks pemakaman Telaga 60, 14 Hulu Kota Palembang. Beliau meninggalkan lima anak yaitu, Habib Hamid, Habib Abdullah, Habib Burhan, Habib Ali dan Syarifah Khadijah.rhs

habib hamid bin abdullah al kaff